Sabtu, 11 Februari 2017

PANDANGAN EKOPOL A.R.K

Mama Pedagan Pasar Di Nabire Papua
Jayapura Papua.11/02/2016.Bubble Economy atau gelembung ekonomi adalah konsep tentang ekonomI yang keropos. Fondasi ekonomi yang hanya bertumpu pada investasi. Di masa Soeharto ekonomi kita mencapai 7% suatu capaian spektakuler. Sebenarnya yang tumbuh adalah investasi asing dan pinjaman luar negeri. Ketika krisis kita langsung ambruk.

Kata Agustinus Kabuaya, konteksnya masih sama dengan hari ini dimasa otsus. Ukuran ekonomi kita masih bertumpu pada investasi. Pendapatan dari viskal adalah andalan daerah. Nah apa yang terjadi jika investor menarik modal mereka keluar dari Papua (fligth money) ? Pastilah colaps ambruk. 

Lanjut kata Agus, Kita masih mengandalkan natural resources (SDA). Apa jadinya jika lingkungan di rusak, perut bumi terus di gali. Sampai kini energi terbarukan masih belum menemukan bentuk. Kalaupun ada putra asli daerah yang punya inovasi baru pemerintah tidak serius mendukung. Harus meyakinkan mereka bersusah payah. Sama seperti apa yang dilakulan Jonatan Numberi tentang Energi dari sagu.BUMD kita belum menunjukan eksistensi. Dalam pengelolaan holding company terjadi korupsi yang melibatkan korupsi DPRPB satu paket. 

Masih kata dia,Apa yang di kampanyekan kk Max Binur, Arkilaus Baho, John Jose, Pietsau Amafnini tentang bagaimana mengelola SDA kita berbasis masyarakat seperti pala, minyak dari masohi, sere merah, jarak dan lain adalah pikiran yang maju bahkan akan hidup 50 Tahun mendatang. 

Agus sapaan akrapnya berpendapat, Mengapa politisi kita tidak melihat ini sebagai sebagai ebrio gerakan ekonomi politik Papua...? Bengkel Budaya Papua, Richarth Charles mendorong budaya sebagai landasan hidup moral disatu sisi sebagai embrio industri seni kukis, tari dan lain sebagainya. Tinggal bagaimana caranya mendorongnya sehingga seperti industri perfiliman India yang mendominasi industri perfiliman dan seni kita. 

Atau gerakan rakyat untuk mengelola Emas Degeuwo, sebagai bentuk kemandirian dan kesanggupan rakyat. Pitsau yang terus terbang seperti kupu-kupu yang kesana kemari dengan Jasoilnya. Melakukan eksperimen minyak sere merah, masohi dll. 

Dengan demikian kata Agus mengatakan, Orang-orang ini hidup dimasa sekarang tetapi berpikir melampaui BAPPENAS, yang coba menerjemahakan bagaimana eksis di 2020 nanti. Dunia kini merumuskan krisis yan akan di hadapi nanti yaitu food security and energy security. Mereka masih berpikir isu, aktivis lingkungan Papua ini sudah berpikir aksi, sayangnya mereka tidak didukung baik. 

AGus Berharap, ada politisi kita yang berpikir melakukn apa yang di lakukan Mao Zedong tentang strategi lompatan jauh ke depan yang kemudian di ikuti oleh Deng xhaoping.Semoga bisa ada konsorsium oleh apra aktivis. Papua harus dikendalikan oleh para aktivis.

Dipublis Kembai.Oles Suara Iguana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar