Sabtu, 18 Februari 2017

13 Mimpi Freeport Di Papua





  1. Dua belas juta dolla Amerika setiap hari, dengan daya eksport satu juta konsentrat, freeport bermimpi hasil tersebut didapatkan dalam 24 jam, walaupun menghadapi penerapan regulasi negara Indonesia. Olahan batubara dan emas itu bagi freeport pusat sudah cukup demi mendongkrak induk perusahaan ini untuk pelunasan utang sekaligus memuluskan usaha perusahaan di bidang gas dan minyak
  2.  Grassberg memasok 65 persen saham kepada induknya FCX yang berkedudukan di Arisona Amerika. Dari 65 persen itu menambah APBN negara Amerika sebesar 15 persen khusus dari freeport 
  3.  Data tersebut tak pernah ada dalam laporan triwulan perusahaan. Kebanyakan perusahaan itu dalam laporannya banyak mengulas pajak dan royalti kepada negara dimana operasi dilakukan. Jarang perusahaan membuka informasi soal keuntungan yang mereka berikan di induk perusahaan mereka maupun negara asalnya.
  4.  Namun, sepak terjang freeport bisa dibaca melalui ulasan para peneliti indenpenden yang punya keahlian dibidang saham, tambang dan pasar eskonomi. Disana terbuka siapa dan maunya apa freeport ini. Situs pembuka kinerja freeport ada bloomberg yang rutin melansir pergerakan saham dengan kode FCX. Sementara untuk ulasan kinerja freeport gudangnya di situs alpha. 
  5.   Dari berbagai penelitian yang dilansir tersebut, mengarah pada kemana dan sampai kapan pola pola kebijakan freeport di seluruh dunia itu dianggap relefan?
  6.  Saham FCX di tambang yang beropasi di Chili hanya sebesar 1,5 persen saja. Sementara di Papua, skema kontrak karya, freeport kuasai 80 persen saham. Negara indonesia melalui perusahaan keluarga seperti Bakrie dan Juliud Tahija ikut ambil jatah disini dengan nilai investasi sebatas kontraktor belaka. 
  7.  Tahun 2021 perusahaan ini dianggap lenyap dengan pola kerja mereka, yang seenaknya membunuh/membungkam negara penghasil tambang dengan kebijakan kontrak karya.
  8.  Mimpi freeport itu mulai keok pasca negara yang masih menerima pola kontrak karya, kini berjuang untuk membalikkan skema perusahaan untuk tidak seenaknya mengambil untung dan memberi ampas ke negara melalui fee, pajak dan royalti. 
  9.   Monster (skema kontrak karya) mulai lumpuh perlahan. Mimpi untuk mengais untung ratusan miliaran per-hari sirna sudah. Lantaran mimpi itu tak kesampaian, monster tersebut melakukan kebohongan luar biasa.
  10.  Komitmen bangun smelter sejak tahun 2010, mana smelter yang kalian bangun? Selalu alasanya biaya mahal, lokasi smelter trada. Padahal freeport mau bilang,,kalian jangan ganggu keenakan kami sesuai skema kontrak karya.
  11.  Bayangkan, 50 tahun monster itu beroperasi dengan cara mengumbar komitmen sana sini. Jangankan komitmen bangun smelter yang trada hasilnya, ada ribuan MOU yang perusahaan teken dengan berbagai komunitas dan lembaga, mana pernah terealisasi? Diatas kertas itu boleh bikin komitmen, praktiknya belum tentu. 
  12.  Publik dibuat seolah olah tanpa freeport, negara ini ambruk. Kabupaten timika akan lumpuh bila freeport hengkang. Mereka tebar pesona bahwa PAD Papua terbesar dari freeport. Gila! Perusahaan makan 80 persen, sisanya dikasi ke negara berupa pajak dan seterusnya. Memangnya siapa yang bangga dengan aliran uang dari ampas investasi? 
  13.  Lantaraan terlalu enak selama 50 tahun, sekarang diganti skemanya. Dari KK ke IUPK. Freeport dapat dibawah 50 persen sementara negara kuasai (divestasi) 51 persen. Geger! Monster yang enak-enak selama setengah abad itu mulai resah dan gelisah. Karena resah itu, dibuatkan komitmen lagi. Ulang begitu terus komitmen dari era Amerika dipimpin Obama ke era Trump. Komitmen tanpa praktik nyata, ya bohong.

Mimpi freeport hanya satu (setiap hari wajib dapat ratusan miliar).
#ArkiPapua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar